Materi Kuliah

DINAMIKA POPULASI
 I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Perairan Indonesia yang meliputi dua pertiga wilayahnya merupakan potensi sumberdaya hayati perikanan yang besar, dan belum seluruhnya dapat dikelola dengan baik. Mengingat sangat mendesaknya kebutuhan masyarakat akan protein hewani yang berasal dari ikan, maka sudah seharusnya pemanfaatan sumberdaya hayati perairan yang akan menunjang perluasan kesempatan kerja dan dapat meningkatkan pendapatan nelayan serta perbaikan gizi masyarakat. Sejalan dengan pertumbuhan penduduk serta kondisi geografis yang memerlukan peningkatan produksi komoditi perikanan.

Perikanan merupakan semua kegiatan yang berhubungan dengan pengolahan dan pemanfaatan sumberdaya ikan. Dalam lingkungan sumberdaya ikan yaitu tempat hidup sumberdaya ikan, seperti biota dan factor alamiah sekitarnya, dilakukan pegolahan sumberdaya ikan, yang bertujuan agar sumberdaya ikan dapat dimanfaatkan secara optimal dan berlangsung terus menerus, seperti kegiatan penangkapan ikan dan atau pembudidayaan ikan.
Berbagai kegiatan yang dilakukan dalam bidang parikanan, diantaranya adalah usaha perikanan sebagai usaha perorangan atau badan hukum untuk menangkap atau membudidayakan ikan, seperti kegiatan menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan ikan untuk tujuan komersial.
Penangkapan ikan bertujuan untuk memperoleh ikan diperairan, dengan alat atau cara apapun,termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat,mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menolah atau mengawetkan ikan. Jadi usaha penangkapan ikan memerlukan manajemen perikanan yang cukup komplek, terutama sekali dalam hal yang berkaitan denga mengelola sumberdaya ikan. Dengan kata lain penangkapan ikan harus mempertimbangkan dinamika atau perubahan stock ikan yang akan menjadi tujuan penankapan, untuk maksud tersebut diperlukan ilmu dinamika populasi. ( Rujukkan Bahan Kuliah Dinamika Populasi, 2007 ).
Dalam upaya meningkatkan pengetahuan dalam mengkaji suatu stock ikan di suatu perairan maka, perlu penerapan yang khusus dilakukan dalam lengkajinya. Dan salah satu lokasi yang tepat dalam hal ini ialah Pelabuhan Perikanan Samudra Bungus.
Untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya kelautan berbagai cara dapat dilakukan, antara lain mengusahakan dan mengembangkan perikanan dalam rangka peningkatan daya guna dan daya saing komoditi itu sendiri. Adanya usaha pendayagunaan komoditi perikanan baik yang dilakukan oleh Pemerintah maupun swasta telah dirasakan adanya kemajuan yang mendorong pembangunan negara secara umum dan perekonomian rumah tangga secara khusus.
Salah satu komoditi yang potensial untuk diusahakan adalah perikanan, karena ikan merupakan komoditi yang dapat dipanen sepanjang tahun atau tidak terlalu tergantung pada musim. Ikan merupakan komoditi yang sangat dibutuhkan oleh manusia baik yang dikonsumsi langsung maupun yang melalui proses lebih lanjut, seperti yang dikemukakan Dahuri Rokhmin (2002) sudah banyak penelitian yang menunjukkan besarnya manfaat mengkonsumsi ikan, baik dari segi kesehatan, maupun dari harganya yang relatif lebih murah dari pada sumber protein lain seperti daging.
Dilihat dari perkembangannya perikanan laut Indonesia jauh masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara lain hal seperti ini disebabkan oleh berbagai faktor. Diantara faktor penghambat tersebut berupa kurangnya; pengetahuan, permodalan, law enforcement yang akhirnya para nelayan melakukan aktifitasnya dengan cara yang sangat tradisional.
Masalah utama dalam perikanan sebagian besar berasal dari kegiatan manusia seperti penangkapan, masyarakat perikanan, nelayan, pengusaha dan rantai pemasarannya. Konsep penangkapan ikan merupakan fungsi dari lima parameter yang meliputi : (1) penangkapan (2) kelimpahan (3) rekruitment (4) pertumbuhan dan (5) mortalitas alamiah
Dalam mempelajari dinamika populasi ikan tidak terlepas dengan pengkajian stok ikan yang tujuannya memberikan saran tentang pemanfaatan yang optimum sumberdaya hayati perairan seperti ikan dan udang. Pengkajian stok itu sendiri adalah upaya pencarian tingkat pemanfaatan yang dalam jangka panjang memberikan hasil tangkapan maksimum perikanan dalam bentuk bobot. Prasyarat untuk identifikasi stok adalah kemampuan untuk memisahkan spesies yang berbeda. Pengkajian stok dilakukan secara terpisah bagi tiap stok dan hasilnya digabung dalam suatu pengkajian perikanan multi spesies.



1.2 Tujuan dan Manfaat Praktikum
Tujuan dilakukannya praktikum dinamika populasi adalah untuk mengetahui secara fisik/nyata mengenai dinamika populasi,. Mengetahui jenis alat tangkap yang di gunakan oleh nelayan, jumlsh alat penangkapan di pelabuha dan menduga potensi lestari (MSY) ikan di perairan setempat.
Manfaat praktikum ini adalah merndapatkan informasi yang berguna bagi praktisi perikanan setempat dalam mendapatkan hasil tangkapan serta dalam penggunaan alat tangkap yang sesuai dengan tujuan penangkapan.untuk mengetahui dinamika populasi di lapangan, mengetahui jumlah ikan yang ditangkap pertahun, berapa stok ikan yang masih ada dalam perairan, dan berapa persentase kemungkinan jumlah ikan yang akan ditangkap 1 (satu) tahun yang akan datang menambah pengetahuan dan wawasan penulis,










II. METODE PRAKTIKUM


2. 1. Waktu dan Tempat
Praktikum Dinamika Populasi ini telah dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 28 April 2010 pada pukul 15.00 sampai selesai, di Laboratorium Ekologi Perairan Fakiltas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, Pekanbaru.
3. 2. Bahan dan Alat
Peralatan yang digunakan dalam praktikum Dinamika Populasi ini adalah alat dokumentasi dan alat tulis serta alat pendukung lainnya. Bahan yang digunakan dalam praktikum dinamika populasi adalah kertas grafik atau peta waduk, kacang hijau, kacang kedelai dan jagung yang digunakan sebagai ikan yang ditangkap.
3. 3. Metode Prakikum
Metode praktikum yang digunakan adalah metode survei (dilaboratorium) dimana pratikum ini dilaksanakan dilaboratorium dengan menghitung jumlah ikan yang tertangkap (jagung, kacang kedelai dan jacang hijau) pada saat ditebarkan di atas kertas grafik atau peta lokasi waduk. Dalam pratikim ini digunakan 2 metode, yaitu : 1) Metode Enumersal langsung ( Perhitungan Parsial) dengan rumus : dan Var Nt = dan Var N = . 2) Metode Mark-Rekapture (Sensus Tunggal) dengan rumus: N = dan (Sensus berganda) dengan rumus: N = .
3.4. Prosedur Praktikum
Persiapkan bahan (kacang kedelai, jagung dan kacang hijau) dan alat yang akan digunakan dalam penelitian, kemudian hitung luas darikolam tersebut yang tergambar pada kertas grafik, lalu buat denah waduk pada kertas grafik dan dibagi menjadi lima bagian (kolam) dan disebarkan diatas kertas grafik dan hitung pada setiap kolam untuk nilai a masing-masing luas 1ha (perhitungan parsial).
Untuk perhitungan sensus tunggal dan berganda, sebarkan kacang atau jagung dan hitung jumlah semua yang tertangkap pada kolam pada kertas grafik, kemudian capurkan dengan kacang hijau dan hitung lagi ikan yang tertangkap bertanda. Kemudian dilepaskan lagi kemudian ditangkap kembali dan hitung rasio dari ikan yang ditandai dan ditangkap kembali.
3.5. Analisis Data
Dalam praktikum ini penulis melakukan survei langsung (dilaboratorium) dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1) Quisioner mempraktekkan langsung, yaitu alat yang digunakan untuk memperoleh data dengan cara membuat daftar pertanyaan terlebih dahulu, yaitu mengenai hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam praktikum ini yang diisi oleh para responden. 2) perhitungan langsung, yaitu proses pengumpulan data dengan menggunakan metode Enumeral langsung dan Mark-Rekapture.



III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil
Hasil selama melakukan praktikum dinmika populasi tersebut, diperoleh data yaitu sebagaiberikut:.
3.1.1. Metode Enumersal langsung ( Perhitungan Parsial)
Diketahiu luas waduk atau danau 80 ha, masing- masing dibagi menjadi 5 kisi, masing-masing luasnya 1 ha (a). Lima kisi diantaranya ditetapkan secara acak sebagai unit pengamatan dan dihitung populasi ikannya melalui foto udara. Dimana a1: 7 ha, a2: 9 ha, a3: 10 ha, a4: 5 ha, a5: 8 ha.
a.
N :
N : 16 x 39 = 624
b. Var Nt = c. Var N = .
Var Nt : Var N =
Var Nt : Var Nt =
Var Nt : : 3,70 Var Nt = = 4440
3.1.2. Metode Mark-Rekapture
A . Sensus Tunggal
Rumusnya N =


Diketahui : C : 126, m : 85, r : 40
N =
N = = 267,75
B . Sensus Berganda
Rumusnya : N = .
Ct Mt Ct x Mt It ∑rt N
51 0 0 0 0 0
60 51 3060 6 6 510
53 105 5565 18 14 398
46 150 6900 12 26 265



3.2 Pembahasan
1.Penghitungan Enumersal langsung
Metode ini digunakan untuk memperoleh penghitungan langsung dengan sedikit potensi modifikasi agar dapat digunakan seefektif metode Mark/Recapture yang digunakan untuk penaksiran secara cepat kelimpahan ikan diwaduk faperika (kita akan bicarakan ini lebih lanjut pada bahasan lain) terutama sekali individu dewasa (jantan primer/ jantan dominan) sebagai komponen dari populasi. Bagaimanapun, pada saat ini lebih atau kurang sebuah metode penghitungan langsung, kita tidak bisa mengetahui seberapa akurat metode tersebut. Pada saat ini penghitungan langsung mengarah kepada sejumlah bias yang akan membawa kita kepada eror (kesalahan) dimana akan terjadi over atau under-estimasi ukuran populasi ikan di waduk faperika.
2. Metode Mark/Recapture
Metode statistik Mark/Recapture dibagi mejadi 2 kategori : Metode Mark/Recapture untuk populasi tertutup dan populasi terbuka. (Kursus ini kita akan lebih konsentrasi dalam metode untuk populasi terbuka).
Jika kita berencana menggunakan sampling jangka pendek (beberapa hari hingga beberapa minggu, misal mirip dengan waktu yang digunakan untuk sensus ikan) untuk mendapat perkiraan populasi, akan menjadi seperti menggunakan metode Mark/Recapture untuk populasi tertutup.
Populasi tertutup adalah sebuah populasi satwa yang tertutup dari faktor tambahan (kelahiran dan imigrasi) dan faktor pengurangan (kematian dan emigrasi). Jadi populasi dianggap konstan selama waktu penelitian.
Unsur pembatas populasi tertutup :
1. Pembatas Geografis : Populasi tertutup oleh pembatas fisik sehingga satwa tidak berpindah keluar area dimana populasi tersebut terperangkap
2. Pembatas Demografis : Tertutup dari faktor kelahiran, imigrasi, kematian dan emigrasi.



IV.KESIMPULAN DAN SARAN


4.1.Kesimpulan
Dalam pratikum ini, guna untuk mempelajari dinamika populasi yaitu : untuk mengetahui secara fisik/nyata mengenai dinamika populasi,. Mengetahui jenis alat tangkap yang di gunakan oleh nelayan, jumlsh alat penangkapan di pelabuha dan menduga potensi lestari (MSY) ikan di perairan setempat.
Dalam pratikum ini, digunakan 2 metode, yaitu :
1) Metode Enumersal langsung ( Perhitungan Parsial) dengan rumus : dan Var Nt = dan Var N = .
2) Metode Mark-Rekapture (Sensus Tunggal) dengan rumus: N = dan (Sensus berganda) dengan rumus: N =

4.2.Saran
Dari hasil praktikum dinamika populasi ini diharapkan perlunya perhatian dari pemerintah terutama terhadap kesejahteraaan masyarakat, terutama pada sektor perikanannya. Padahal apabila dikembangkan dengan optimal akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Dalam meningkatkan perekonomian masyarakat pemerintah disarankan agar dapat memberikan arahan atau bimbingan kepada nelayan-nelayan yang terdapat dalam hal penangkapan, penanganan pasca panen maupun budidaya, sehingga mereka dapat mengetahui cara melakukan penangkapan dengan tetap memperhatikan kelestarian dari ikan-ikan tersebut.
Pemerintah juga memberikan perhatian terhadap masyarakat nelayan dalam meningjkatkan penghasilan dengan memberikan modal agar nelayan dapat meningkatkan hasil perikanan.



Pekanbaru,  November 2010

Penulis




I. PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Limnologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari lingkungan perairan darat (misalnya danau, situ, waduk, danau, rawa dan lahan basah), terdiri  atas kompoenen biotik dan abiotik, serta pengungkapan proses-proses interaksi diantara komponen-komponen itu (Hehanussa, 2001).
Air merupakan pokok bagi kehidupan dan secara keseluruhan mendominasi komposisi kimia dari semua organisme. Terdapatnya dimana-mana dalam biota sebagai tumbuhan metabolisme biokimia dan mempunyai sifat kimia serta fisika yang unik.
Perairan umum merupakan bagian permukaan bumi yang secara permanen berkala digenangi air, baik air tawar, payau, atau laut yang dihitung dari garis pasang surut terendah ke arah daratan dan badan air tersebut terbentuk secara alami maupun buatan (Dinas Perikanan Tingkat 1 Propinsi Riau, 1997).
Debit air adalah jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu (sungai, saluran, mata air) persatuan waktu (ltr/dtk, m3/dtk, dm3/dtk). Ada beberapa cara mengukur debit air yaitu dengan Emboys Float Method dan metode Weir yang menggunakan papan bercelah.
Pemilihan lokasi debit air mempunyai beberapa syarat antara lain di bagian sungai yang relatif lurus, jauh dari pertemuan cabang sungai, tidak ada tumbuhan air, aliran tidak turbulen, aliran tidak melimpah melewati tebing sungai. (Sihotang, Asmika dan Efawani, 2009)

1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan diadakannya praktikum Pengukuran Debit Air ini adalah untuk mengukur debit air (jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu persatuan waktu) dengan Emboys Float Method dan metode Weir.
Adapun manfaat dari praktikum ini yaitu setiap mahasiswa  mengerti dan mengetahui cara-cara mengukur debit air (jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu persatuan waktu) dengan Emboys Float Method dan metode Weir.



II. TINJAUAN PUSTAKA

Perairan umum merupakan bagian permukaan bumi yang secara permanen berkala digenangi air, baik air tawar, payau, atau laut yang dihitung dari garis pasang surut terendah ke arah daratan dan badan air tersebut terbentuk secara alami maupun buatan (Dinas Perikanan Tingkat 1 Propinsi Riau, 1997).
Perairan Indonesia mempunyai potensi yang cukup besar terutama sektor perikanan maupun keperluan lainya. Ini dapat dilihat dari luas perairan yang ada dan jenis ikan yang terdapat di dalamnya (Djuhanda, 1981).
Debit air adalah jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu (sungai/saluran/mata air) persatuan waktu (ltr/dtk, m3/dtk, dm3/dtk).
Pemilihan lokasi pengukuran debit air dapat dilakukan di bagian sungai yang relatif lurus, jauh dari pertemuan cabang sungai, tidak ada tumbuhan air, aliran tidak turbulen, dan aliran tidak melimpah melewati tebing sungai (Sihotang, Asmika dan Efawani, 2006).
Dari hasil pengamatan yang dilakukan bahwa debit air dapat diukur dengan berbagai metode diantaranya yaitu: Emboys Float Method, Rectangular Weir, 90 Notch Weir, cara kecepatan luas ( Sihotang, 2006).
Arus adalah gerak air (atau udara atau fluida lainnya) yang mengalir. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan arus atau air di suatu lokasi, biasanya menggunakan perangkat  tali  plastik dan bola pimpong (Hehanusa, 2001)
Sitohang (1998) mengemukakan bahwa kecepatan arus adalah jarak (cm) yang ditempuh persatuan waktu (detik). Jenis gerakan air adalah suatu sifat lingkungan yang sangat penting karena ini mengendalikan struktur fisika dari dasar perairan mengalir.
Cara pengukuran debit air dapat dilakukan dengan dibendung, perhitungan debit dengan mengukur kecepatan aliran dan luas penampang melintang, didapat dari kerapatan larutan obot, dengan menggunakan pengukur arus magnitis, pengukur arus gelombang supersonis, meter venturi, dan seterusnya.
Menurut Uktoselya (1991), mengemukakan bahwa arus dapat menimbulkan kerusakan fisik pada sungai dan muara sungai seperti terjadinya pengikisan darat, pemindahan sedimen. Disamping itu, besarnya volume air yang mengalir dan kuatnya pasang surut akan mempengaruhi sistem arus pada daerah muara.














III.             METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan praktikum Limnologi ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 5 November 2010 pada pukul 10.00 s/d selesai di Laboratorium Limnologi jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

3.2. Bahan dan Alat
Adapun bahan (objek praktikum) pada praktikum Pengukuran Debit Air ini adalah perairan waduk/sungai di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan yang memenuhi syarat-syarat untuk pemilihan lokasi pengukuran debit air.
Alat yang digunakan pada praktikum Pengukuran Debit Air ini adalah Trapezoid Weir, penggaris panjang, tali sepanjang 3 meter sebanyak 2 buah, bola pimpong, kayu, stopwatch, buku penuntun praktikum dan alat tulis.

3.3. Metode Pengamatan
            Metode yang digunakan dalam praktikum Limnologi yang berjudul Pengukuran Debit Air  ini adalah metode survey, yaitu dengan melakukan kegiatan peninjauan, pengamatan dan pengukuran serta pengambilan data dan informasi melalui pengamatan langsung dilapangan.

3.4. Prosedur praktikum
Adapun prosedur praktikum yang dilakukan oleh praktikan adalah berdasarkan atas petunjuk asisten dosen, yakni :
1.      Pengukuran debit air dengan metode Weir
a.       Menentukan lebar Trapezoid Weir yang digunakan.
b.      Membendung selokan dengan menggunakan Trapezoid Weir.
c.       Mengukur tinggi perairan dari dasar perairan sampai garis bawah air.
d.      Mengukur ketinggian air setelah dipasang Trapezoid Weir.
e.       Menghitung debit air dengan menggunakan rumus :
2.      Pengukuran debit air dengan Emboys Float Method
a.       Menentukan panjang selokan yang akan diukur kecepatan arusnya.
b.      Mengukur waktu yang digunakan untuk menempuh jarak yang telah ditentukan dengan menggunakan pelampung.
c.       Menentukan konstanta perairan dengan melihat keadaan dasar perairan (0,8 untuk dasar perairan berbau dan berkerikil; 0,9 untuk dasar perairan berlumpur).
d.      Menghitung debit air dengan rumus : 
           
            Ket :    R   :  Debit air (m3/dtk)
                        W  :  Rata-rata lebar (m)
                        D   :  Rata-rata kedalaman (m)
                        A   :  Konstanta perairan
                        L    :  Jarak yang ditempuh pelampung (m)
                        T    :  Waktu (detik)
IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Ø  Hasil pengukuran debit air dengan metode Weir
Dik      :     L    = 34,5 cm = 0,345 m
                  H   = 506 cm   = 0,56 m
Dit       :     Debit air...?
Jawab  :    
Q      =  3,367 (LH) 3/2
         =  3,367 (0,345 x 0,56) 3/2
               =  (3,367 x 0,1525)3/2
                    =  (0,51)3/2  =  0,513  = 0,4867 m3/dtk
Ø  Hasil pengukuran debit air dengan Emboys Float Method
Dik      :    
                 
                  A   = 0,8(berpasir)
                  L    = 3,77 m
Dit       :     Debit air...?
Jawab  :
                                       
4.2. Pembahasan
Perikanan umumnya tidak mengkonsumsi air, tapi sangat memerlukan kondisi kualitas dan kuantitas air tertentu, termasuk perlindungan lingkungan dan kelestarian fungsi sumberdaya flora dan fauna yang terdapat dalam air. Kualitas air secara luas dapat diartikan secara fisik, kimiawi dan biologis yang mempengaruhi manfaat penggunaan bagi manusia baik secara langsung maupun tidak langsung (Boyd, 1979).
Debit air adalah jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu (sungai, saluran, mata air) persatuan waktu (ltr/dtk, m3/dtk, dm3/dtk). Ada beberapa cara mengukur debit air yaitu dengan Emboys Float Method dan metode Weir yang menggunakan papan bercelah.
Pemilihan lokasi debit air mempunyai beberapa syarat antara lain di bagian sungai yang relatif lurus, jauh dari pertemuan cabang sungai, tidak ada tumbuhan air, aliran tidak turbulen, aliran tidak melimpah melewati tebing sungai.
Arus adalah gerak air (atau udara atau fluida lainnya) yang mengalir. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan arus atau air di suatu lokasi, biasanya menggunakan perangkat  tali  plastik dan bola pimpong (Hehanusa, 2001).
Person dan Hargrave (1977) mengatakan klasifikasi ukuran sedimen yang     umum dipakai adalah pasir (sand). Ukuran 2 - 0,05 mm, lumpur (slit) ukuran                        0,005 - 0,002  mm, butiran yang lebih dari 2 mm digolongkan dalam kelompok kerikil.





V.                KESIMPULAN DAN SARAN
 

5.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa debit air adalah jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu (sungai, saluran, mata air) persatuan waktu (ltr/dtk, m3/dtk, dm3/dtk).
Pengukuran debit air menggunakan metode Emboys Float berbeda dengan menggunakan Metode Weir. Perbedaan ini disebabkan oleh luas penampang pada celah papan weir, sedangkan pada Emboys Float Method menggunakan lebar rata-rata dan kedalaman rata-rata.

5.2. Saran
Dalam praktikum hendaknya praktikan lebih memperhatikan arahan atau petunjuk dari asisten sehingga praktikum akan lebih lancar. Sebelum melakukan praktikum, segala sesuatu yang berhubungan dengan praktikum telah disiapkan. Baik alat-alat yang akan digunakan pada praktikum maupun bahan atau sampel yang akan dijadikan objek praktikum.










DAFTAR ISI

Isi                                                                                                                      Halaman

KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ........... ii      
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ iii
I. PENDAHULUAN................................................................................................... 1
              1.1. Latar Belakang......................................................................................... 1
              1.2. Tujuan  dan Manfaat praktikum............................................................... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 3
             
III. METODOLOGI PRAKTIKUM......................................................................... 5
              3.1. Waktu dan Tempat................................................................................... 5
              3.2. Alat dan bahan......................................................................................... 5
              3.3. Metode Pratikum...................................................................................... 5
              3.4. Prosedur pratikum.................................................................................... 6

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................... 7
              4.1. Hasil......................................................................................................... 7
              4.2. Pembahasan.............................................................................................. 8                              

V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................ 9
              5.1. Kesimpulan............................................................................................... 9
              5.2. Saran  ....................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN





DAFTAR PUSTAKA

Boyd, E. C. 1979. Water Quality in Warm Water Fish Ponds. Auburn Univercity Agricultural Experiment Stasion. Alabama. 389 p.

Dinas Perikanan Tingkat I Propinsi Riau. 1997. Buku Tahunan Statistik II. I. Press. Jakarta. 393 hal.

Djuhanda, T. 1981. Dunia Ikan. Amrico. Bandung.

Hehanussa, P.E. 2001. Kamus Limnologi (Perairan Darat). IHP-UNESCO Panitia Nasional Program Hidrologi Lembaga Penelitian Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta.

Person, T. R. M. Takashi dan B.Hargrave. 1977. Biological Oceanografic. 2eds Pergamon Press. Hamburg.332 p.

Sihotang, C,.1988. Limnologi II. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNRI : Pekanbaru. 64 hal.

Sihotang,C. Asmika dan Efawani. 2006. Penuntun Praktikum Limnologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNRI : Pekanbaru. 28 hal.

                        . 2009. Penuntun Praktikum Limnologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNRI : Pekanbaru. 28 hal.

Uktoselya, H., 1991, Beberapa Aspek Fisika Laut dan Peranannya Dalam Masalah Pencemaran , Puslitbag LIPI, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar